Selamat Jalan Sahabat

  • 23 Januari 2014
  • Oleh: SMPN 1 Denpasar
  • Dibaca: 420 Pengunjung

I Wayan Tirtayasa, S.Pd.

            Hari itu tak ada yang aneh. Biasa-biasa saja. Kesibukan saya dalam menyusun laporan on job learning 2 berupa pendampingan implementasi kurikulum 2013 pun tak ada hal yang terasa ganjil. Serba mengalir begitu saja. Demikian juga persiapan pembagian rapor semester 1 tahun pelajaran 2013-2014 berjalan sebagaimana mestinya. Tak terpikirkan, sesuatu bakal terjadi.

            Saya pulang dari sekolah tepat pukul 15.00, karena sedikit kecapaian, maunya istirahat sejenak dengan merebahkan diri di bale-bale di bawah pohon mangga yang berdaun rimbun. Maklum, udara begitu gerah.

            Satu- dua SMS masuk, tapi saya biarkan saja. Mulanya saya tidak tahu dari siapa. Kemudian masuk lagi, masuk lagi. Terus berulang-ulang sampai SMS kesembilan.  Ada apa gerangan? Dengan malas saya mengambil HP yang tergeletak begitu saja di atas tumpukan koran. Sembilan SMS, tujuh di antaranya dari sesama rekan guru, satu dari siswa, dan satu lagi dari mantan siswa. Saya begitu terkejut saat membuka SMS pertama, berita duka! Ya, berita duka! Seorang sahabat saya, seorang rekan guru saya meninggal di rumah sakit! Ada perasaan terguncang saat itu, tetapi saya berusaha memenangkan diri dengan berpikiran jauh ke depan. Saya tahu, sahabat saya itu, rekan guru saya itu telah cukup lama menderita sakit yang makin lama makin parah.

            Saya tak bercerita tentang suka duka pergaulan saya dengannya. Hanya  ada satu hal yang saya sesali, mengapa saya tidak sempat bertemu dengannya di hari-hari terakhirnya, padahal saya sudah berjanji untuk membezuknya di rumah sakit sambil membawakan hak yang diperolehnya sebagai seorang guru. Nasi telah berubah menjadi bubur, itu berarti saya harus menerima kenyataan itu. Sahabat saya, rekan guru saya yang banyak membantu saya dalam setiap penggarapan pementasan teater, telah pergi mendahului saya untuk selama-lamanya. Memang pada saat saya menjenguk terakhir kalinya, dengan melihat kondisinya yang sudah semakin melemah, saya mengucapkan doa yang tulus dalam hati, jika engkau hidup, sehatlah, namun jika engkau ingin pergi mendahului, pergilah dengan tenang! Itu doa yang pernah saya dengar dari seorang sahabat, dan saya mengucapkannya di hadapan sahabat saya pula! Tentu dalam hati pula!

            Dan apakah yang dapat saya ucapkan untuk sahabat saya itu?  Pada saat-saat seperti itu, saya teringat baris-baris sajak Frans Nadjira: karena kata cuma milikku/ kujenguk kau dengan kata/ selamat jalan batu padas yang ditatah dengan kapak/…// (GM)


  • 23 Januari 2014
  • Oleh: SMPN 1 Denpasar
  • Dibaca: 420 Pengunjung

Berita Terkait Lainnya

Sambutan Kepala Sekolah
I Wayan Murah, S.Pd.

Om Swastyastu,
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,
Salam Sejahtera bagi kita semua,
Shalom,
Namo Buddhaya,
Salam Kebajikan.

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha Esa, bahwasannya dengan rahmat dan karunia-Nya lah akhirnya Website sekolah ini dengan url www.smpn1-dps.sch.id dapat kami perbaharui. Kami mengucapkan selamat datang di Website kami Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 1 Denpasar yang saya tujukan untuk seluruh unsur pimpinan, guru, karyawan dan siswa serta khalayak umum guna dapat mengakses seluruh informasi tentang segala profil, aktifitas/kegiatan serta fasilitas sekolah kami.